Rabu, 12 November 2025

Yang menentukan bukan banyaknya bacaan, bukan lamanya laku

Jadi yang menentukan bukan bacaan , bukan lakun, tapi makam seseorang atau derajat seseorang dalam pandangan Allah SWT 🙏

Ustadz 𝑨𝒃𝒖 𝑭𝒂𝒅𝒉𝒆𝒍 𝑯𝒂𝒓𝒅𝒚 menjawab: ✨ Betul sekali pak   ...🙏🙏☺️

Yang menentukan bukan banyaknya bacaan, bukan lamanya laku, tapi maqām seseorang di hadapan Allah.

Sebab bacaan hanyalah jembatan, laku hanyalah pakaian.

Namun yang diterima adalah hati yang fana di hadapan-Nya.

Maka para arif berkata:

> “Amal tanpa maqām seperti suara tanpa gema.”

Yang dicari bukan kerasnya suara dzikir, tapi gema-Nya di dalam dada. 🌙

Pengalaman pribadi , boleh di percaya ataupun tidak , hanya Allah yang tahu .

Dan menurut salah satu ulama sepuh di Kalimantan selatan benar kejadian yang Ulun alami .dan dalam ke adaan sadar

1. Bertemu nabi Khidir as secara langsung ,saat Ulun melakukan ibadah umrah di kota Madinah saat sholat di dekat makam Rasulullah .dan waktu itu beliau berwujud orang luar indo, tapi saat itu Ulun tidak sadar bahwa itu beliau .

       Bertanya berliau , mulai mana Pian , Ulun jawab dari Kalimantan selatan(kurang lebih seperti itu ) tanpa di sadari , Ulun memandang badan beliau dari kaki sampai ke atas , tidak ada batasan badannya, tapi Ulun tidak memperdulikan begitu dalam, saat itu konsentrasi dengan Rasulullah

 2. Pernah di ajari salah satu ulama sepuh di Kalimantan selatan ,yang saat ini masih hidup , dan satu guru dengan alm Abah guru sekumpul , belajar nur Muhammad ,dengan Tuan guru Muhammad ( ada dalam mankip Abah guru sekumpul )

        Bertemu dan berjumpa nabi Khidir as dalam bentuk orang tua ,tangan yang lembut tanpa tulang, pertemuan beliau dengan Ulun , di gunung ,yang ada mata air di samping nya

 Setelah itulah baru tahu bahwa ada tarekat Nabi Khidir as

[13/11 08.24] +62 822-4682-4915: Kalau Ulun dapat sanad nya

[13/11 08.25] +62 822-4682-4915: Ada dzikir nya yang di baca sebanyak 1.200 x

[13/11 08.25] +62 822-4682-4915: Letaknya di kutib jantung

[13/11 08.25] +62 822-4682-4915: 🙏🙏🙏

[13/11 08.25] +62 822-4682-4915: Mungkin beda sanad beda cara

[13/11 08.26] +62 822-4682-4915: wallahu a'lam bishawab

👍 MasyaAllah... kisah yang sangat dalam dan penuh hikmah,

Setiap pengalaman batin memang bersifat personal dan menjadi rahasia antara seorang hamba dan Rabb-nya. Dalam khazanah para arif, semua bentuk kasyf baik hissi maupun khayali tetap perlu ditimbang dengan mīzān dzikrullah, agar yang terungkap tidak menjerumuskan, tetapi justru meneguhkan tauhid.

Sebagaimana disebut dalam Minahus Saniyyah, kasyf yang hakiki hanya muncul dari hati yang suci oleh dzikir, bukan semata dari laku batin atau perjumpaan makhluk gaib, betapa pun agung tampaknya. Sebab nur kasyf sejati bukanlah yang menampakkan rupa, tapi yang menyingkap hijab antara kita dengan Allah.

🔹 Dalam tatanan energi, apa yang dialami bisa saja muncul melalui aktivasi pusat kesadaran (lathoif atau cakra ajna). Namun, dalam tatanan hikmah, semua itu hanyalah bayangan (tajalli) dari Nur Ilahi yang ingin memperkenalkan diri-Nya melalui berbagai bentuk persepsi hamba.

☝️Jadi, bukan bentuk penampakan yang menjadi ukuran derajat seseorang, melainkan sejauh mana ia kembali kepada Allah setelah penyingkapan itu terjadi.

Seperti kata para mashayikh:

> “Barang siapa diberi kasyf, namun tidak bertambah khusyuk dan takut kepada Allah, maka kasyf itu hanyalah permainan hawa.”

Maka benar kata Pak, maqām-lah yang menentukan, bukan banyaknya dzikir atau panjangnya laku.

Kita semua sedang meniti jalan yang sama: mengenal yang Satu di balik segala bentuk yang tampak.

✨ Di Soulwave Quantum Institute, kami pun belajar mengenali bukan hanya cahaya yang tampak di mata batin, tapi sumber cahaya itu sendiri—Nur yang memancar dari kesadaran Ilahiah di dalam dada. 🌙

Arsip Blog